Parapengunjung makam Sunan Giri dikagetkan dengan meninggalnya Kuswadi, 55, warga Desa Gadingmangu RT 01/RW 07 Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Korban yang tiba-tiba terjatuh ke belakang sempat membuat pengunjung lain panik. Makamini terletak di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Lokasi makam ini berada di sebelah barat Museum Sunan Drajat. Sunan Drajat adalah salah seorang putra Sunan Ampel dari perkawinannya dengan Nyi Ageng Manila atau dikenal juga dengan Dewi Condrowati, yang lahir pada tahun 1470 Masehi. Halitu karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa seperti Ternate dan Situ. Yang 0998217711968781 dan 127281754304555 di 140586624720146 itu 160605525635212 dengan 192694315549759 ini 204249539860528 untuk 205573034539414 dari 209959237384937 dalam 211677996685297 tidak 211939383059724 akan 24399120190214 pada 262667215573031 juga Vay Tiền Nhanh. Foto Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia – Membahas seputar agama Islam di Indonesia memang tidak ada habisnya. Paling tidak kita menjadi tahu bagaimana awal masuknya agama Islam ke Nusantara serta perjuangan para penyebar di masanya. Namun, tahukah kamu? Terlepas dari kisah betapa kerasnya perjuangan penyebaran Islam di wilayah Nusantara ada beberapa peninggalan yang menjadi bukti bahwa peninggalan tersebut adalah hasil dari budaya Islam pada masanya. Penasaran ada apa saja? Berikut selengkapnya! Sejarah peninggalan kerajaan Islam di IndonesiaKerajaan Samudera PasaiMakam Sultan Malik Koin emas dirham Samudera Pasailonceng Cakra DonyaHikayat para Raja PasaiAceh DarussalamMasjid BaiturrahmanUang Emas Kerajaan AcehTaman Sari GunonganMakam Iskandar MudaKerajaan DemakPawestrenMasjid Agung Demak,Soko TatalMakam Sunan Kalijogo,Pintu Bledeg,Kerajaan CirebonKeraton Kanoman,Keraton Kasepuhan Cirebon,Keraton KacirebonanMasjid Sang Cipta RasaMakam Sunan Gunung JatiKereta Singa Barong Agung DeliMasjid Johor Bahru / Masjid Sultan Abu BakarMasjid Raya Baiturrahman AcehTernateMasjid Jami Sultan TernateIstana Sultan TernateBenteng TolukkoMakam Sultan BaabullahPeninggalan Kaligrafi1. Makam Fatimah Binti Maimun di Gresik2. Kaligrafi Maulana Malik Ibrahim3. Kaligrafi Makam Sunan Giri4. Makam Sunan Gunung Jati5. Makam Ratu Nahrsiyah Samudra PasaiBuku Terkait Kerajaan Islam di Indonesia NusantaraSejarah Islam di JawaGenealogi Kerajaan Islam Di JawaJejak Islam Dalam Kebudayaan JawaArtikel Terkait Kerajaan Islam di Indonesia NusantaraKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Tidak dapat dipungkiri, kehadiran peninggalan kerajaan agama Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari bumbu sejarah. Salah satu sejarah yang mengungkap peninggalan tersebut ada di artikel berikut ini. Kerajaan Samudera Pasai Pernah mendengar istilah Samudera Pasai? Kalau membaca perihal pengetahuan awal mula Islam masuk ke Indonesia, pastinya tidak asing dengan Samudera Pasai yang merupakan salah satu kerajaan di wilayah Aceh. Kerajaan ini memiliki sejarah peninggalan yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat. Terjadi kisaran tahun 1267-1524, Samudera Pasai dianggap sebagai salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia. Dahulu kerajaan ini tergolong kerajaan yang sukses. Sebagai pusat perdagangan, meski dulunya adalah dua kerajaan, tidak heran jika kemudian disatukan oleh pedagang skuat Indonesia yang beragama Islam. Pada masa kerajaan Samudera Pasai ada banyak sekali peninggalannya. Salah satu peninggalan yang paling terkenal berupa Makam Sultan Malik Al-Saleh. Makam Sultan Malik Al-Saleh, Deureuham Koin emas dirham Samudera Pasai lonceng Cakra Donya Hikayat para Raja Pasai Hikayat Raja Pasai. British Library, Or. 14350, sumber Aceh Darussalam Meskipun kerajaan Samudera pasai berasal dari wilayah Aceh, ternyata Aceh Darussalam juga punya kerajaan sendiri, lho! Wilayah yang satu ini dikenal dengan kekuasaannya yang merebut Samudera Pasai. Siapa sangka? ternyata kerajaan ini lebih dulu ada dibanding Samudera Pasai. Uniknya, kerajaan yang satu dipimpin oleh seorang Sultan. Namun, lebih tepatnya diambil alih oleh hulubalang sebutan untuk orang kaya. Namun, karena sistem kepemimpinannya berlawanan jalur, ia pun ditumpas oleh Alaidin Riayat. Kerajaan ini sempat meraih masa kejayaannya saat diperintah oleh Sultan Iskandar Muda. Betapa suksesnya masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda di masa itu, ia berhasil merebut wilayah Pahang yang dikenal akan kekayaan Timah. Beliau juga menyerang Portugis guna memperluas pengaruh kesultanan Aceh. Sementara itu, terkait peninggalannya berupa Grameds dapat lebih memahami mengenai sejarah agama Islam serta menambah wawasan mengenai kerajaan Islam melalui buku Mengenal Kerajaan Islam Nusantara yang ada dibawah ini. Masjid Baiturrahman masjid Baiturrahman Uang Emas Kerajaan Aceh Mata Uang Kesultanan-Kesultanan Islam Aceh Abad 13-17 M sumber Taman Sari Gunongan Taman Sari Gunongan, Sumber by mhanantos Mar 2016 Makam Iskandar Muda Makam Sultan Iskandar Sumber Kerajaan Demak Selain kerajaan di wilayah Aceh, ada pula Kerajaan yang bernaung di Jawa Tengah. Namanya adalah kerajaan Demak, di jawa Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama. Hadirnya kerajaan yang satu ini memberi efek penting dalam penyebaran Islam. Sejarah kerajaan Islam di Jawa sendiri dimulai dari masa Hindu-Buddha hingga peralihan ke masa Islam. Dimana hal ini dibahas dalam buku Genealogi Kerajaan Islam di Jawa yang mentitik fokuskan pada transformasi politik dan religius dari kerajaan Hindu-Buddha menuju kerajaan Islam di Jawa. Mengapa sangat penting? Tentu saja penting! Pastinya kamu ingat dengan para Walisongo, kan? Nah! Walisongo dianggap sebagai penyebar agama Islam di Jawa. Salah satunya adakah Raden Patah, sang putra dari Raja Brawijaya dari Kerajaan Demak. Terbayang ,kan seperti apa pentingnya? Terlebih mengingat letak kerajaan ini yang berada di pesisir Utara. Terkenal dengan kekayaan maritimnya, Demak juga begitu dikenal dengan strategisnya wilayah pelayaran dan ekonominya. Mengingat masa berakhirnya kerajaan Demak yang tidak mehyenangkan, tidak heran sejumlah peninggalan pun ditemukan. Di antaranya adalah Pawestren Pawestren. All rights reserved by alwayslovecandy Masjid Agung Demak, Masjid Agung Demak, Sumber foto reddit Soko Tatal Soko tatal sendiri yaitu salah satu soko dari empat soko guru sebagai penopang bangunan utama Masjid Demak. Source Makam Sunan Kalijogo, makan sunan kalijaga. Sumber Pintu Bledeg, Pintu Bledeg. sumber Kerajaan Cirebon Terlepas dari bahasan Kerajaan Demak, untuk wilayah Jawa Barat sendiri ada kerajaan Cirebon. Kerajaan yang satu ini memiliki batas wilayah yang menjadi tanda antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Selain itu, Cirebon juga lebih dikenal dengan istilah Caruban. Nama yang diberikan oleh Ki Gendeng dengan makna campuran dan sesuai dengan keadaan aslinya. Benar! Pada masa itu Cirebon dianggap sebagai wilayah yang berisi campuran orang. Terutama dari kalangan rantauan. Baik itu perdagangan hingga saudagar yang menginap hanya untuk berbelanja. Pada masa itu juga bercampur baur antar agama, suku, budaya hingga adat dari berbagai macam daerah. Namun, untuk Kerajaan Cirebon sendiri didirikan oleh pangeran Walang sungsang yang merupakan putra Raja Siliwangi. Pada masa itu, penyebaran agama Islamnya dibantu oleh keponakan pangeran Walang sungsang. Tebak, siapa beliau? Keponakan beliau adalah Syarif Hidayatullah, atau Sunan Gunung Jati. Tahukah kamu? Hingga sekarang pun sebenarnya kesultanan yang satu ini masih bertahan. Hanya saja berbedanya sudah tidak lagi dikuasai oleh siapa pun. Pelajari berbagai sejarah munculnya kerajaan Islam di Jawa lainnya dalam buku Dibalik Runtuhnya Majapahit & Berdirinya Kerajaan2 Islam Di Jawa yang membahas secara detil mengenai kronologi kemunculan kerajaan Islam pada masa tersebut yang pastinya sesuai fakta. Ada pun sejumlah peninggalan dari kerajaan Cirebon berupa makam dan sejumlah Keraton. Keraton Kanoman, Keraton Kanoman Cirebon Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kasepuhan Cirebon. Foto Gmap Anindita Irnilaningtyas Keraton Keprabon, Keraton Kacirebonan keraton kacirebonan. sumber Masjid Sang Cipta Rasa Masjid Sang Cipta Rasa, sumber Makam Sunan Gunung Jati Makam Sunan Gunung Jati, sumber Kereta Singa Barong Kasepuhan. Kereta Singa Barong Kasepuhan., sumber Malaka Percaya atau tidak, Malaka juga dulunya adalah sebuah kerajaan. Omong-omong tentang Malaka, kerajaan yang satu ini sudah ada sejak tahun 1405-an. Kerajaan Malaka memiliki kontribusi yang sangat berpengaruh dalam penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara. Terlebih saat mengetahui sejarahnya, kesultanan yang satu ini sempat mengalami kekalahan 2x barulah berdiri menjadi sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Muhammad Iskandar Syah. Perihal hampir runtuhnya Kerajaan Malaka juga beliau pernah bekerja sama dengan Tiongkok. Kerja sama yang saling menguntungkan ini tidak lain untuk mempertahankan kerajaan Malaka. Siapa sangka jika taktik pendekatannya justru memanfaatkan perkawinan politik? Sebuah ide yang sangat cerdas sekali, bukan? Namun, pada akhirnya Kerajaan Malaka takluk di bawah raja Alfonso, yang merupakan raja Portugis. Tidak begitu banyak peninggalan kerajaan Malaka. Namun, yang jelas terdapat Masjid Agung Deli Masjid Agung Deli, sumber Masjid Johor Bahru / Masjid Sultan Abu Bakar Masjid Johor Bahru Masjid Sultan Abu Bakar, sumberL Masjid Raya Baiturrahman Aceh Masjid Raya Baiturrahman Aceh, sumber Ternate Apa yang ada di benakmu saat mendengar nama Ternate? Pasti seperti ada yang janggal saat nama Tidore tidak disebutkan, ya! Nah! Siapa sangka kalau Ternate rupanya dulunya sebuah kerajaan. Namun, kalau menimbang sejarahnya, kerajaan Ternate dulunya adalah kerajaan Gapi. Tahukah apa itu kerajaan Gapi? Adalah kerajaan dengan empat kerajaan Islam tertua yang ada di wilayah Indonesia. Kerajaan Ternate pada akhirnya berdiri sendiri. Menimbang wilayahnya yang sangat strategis, kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh para pedagang. Hanya saja yang menjadi pertanyaan besar adalah ketidaktahuan kapan pastinya kerajaan ini berubah corak menjadi negara keislaman. Portugis yang mukanya memiliki misi berdagang pun jadi berubah haluan menaklukan kerajaan ini. Bahkan terjadi pula peperangan saudara untuk berebut tahta. Pemberontakan oleh Sultan Baabullah juga tak dapat dihindarkan. Tentu saja ini terjadi pasca Sultan Chairun wafat. Namun, berkat Sultan Baabullah lah Portugis berhasil diusir dari bumi pertiwi. Hingga saat ini pun kesultanan Ternate sebenarnya masih bertahan. Hanya saja tidak seaktif dulu lagi. Terlebih mengingat kabarnya hanya tinggal simbol. Beberapa peninggalan Masjid Jami Sultan Ternate Masjid Jami Sultan Ternate, sumber Istana Sultan Ternate Istana Sultan Ternate, sumber Benteng Tolukko Benteng Tolukko, sumber Makam Sultan Baabullah Makam Sultan Baabullah, sumber Peninggalan Kaligrafi Selain peninggalan berupa bangunan bersejarah, masjid ataupun hikayat, ada pula peninggalan Kaligrafi yang bisa kita nikmati hingga saat ini. Hanya saja karena jumlahnya terbatas, sering kali kita harus mengunjungi lokasinya. 1. Makam Fatimah Binti Maimun di Gresik Makam Fatimah Binti Maimun di Gresik, sumber Ada banyak sekali peninggalan pada masa silam. Salah satu peninggalan Kaligrafi yang sudah dikenal sejak saat dulu adalah makam Fatimah binti Maimun yang ada di wilayah Gresik. Nah! Kira-kira apa sih yang menjadikan makam ini dijuluki peninggalan? Perlu diketahui, makam Fatimah binti Maimun bukan hanya sekadar peninggalan saja, melainkan juga sebagai simbol bahwa pada masa tahun meninggalnya beliau sudah ada agama Islam di wilayah tersebut. Mungkin buat yang belum tahu siapa Fatimah binti Maimun akan bertanya-tanya, ya! Jadi, beliau adalah salah seorang wanita beragama Islam yang wafat dengan batu nisan bertuliskan kaligrafi Arab kufi. Bisa dikatakan makamnya adalah makam dengan batu nisan tertua di Indonesia. Bukan hanya keberadaan agama Islam saja yang dibuktikan dengan batu nisan tersebut, melainkan juga keberadaan komunitas Islam di wilayah Gresik. Sementara itu, terkait gaya tulisannya pun menunjukan ciri khas seorang pendatang dari pantai tersebut. Di mana di antaranya ada orang berasal dari kawasan Timur Tengah dan bisa dipastikan mereka adalah pedagang. Mengapa pedagang? Jelas saja. Hal ini karena sebelumnya pernah ditemukan gaya tulisan serupa di wilayah Phanrang, Champa bagian selatan. Hubungan antara pedagang Timur Tengah dengan pedagang Champa tersebut membentuk jalur lintasan dagang orang muslim. 2. Kaligrafi Maulana Malik Ibrahim Kaligrafi Maulana Malik Ibrahim, sumber Selain bukti adanya makam Fatimah binti Maimun, ada pula peninggalan sejarah Islam lainnya yang berupa kaligrafi Maulana Malik Ibrahim. Kabarnya, kaligrafi yang tertulis di batu nisan beliau tak banyak orang bisa membacanya. Bahkan bisa dipastikan hanya ahli sejarah saja yang mampu membacanya. Terkait hal itu pula bisa kita saksikan bahwa tulisan kaligrafinya bernaung di atas batu marmer. Dengan corak yang halus, membuat banyak sekali pertanyaan apakah pada masanya sudah secanggih itu? Maksudnya adalah apakah pada masa itu sudah ada orang yang bisa membuat karya seni secanggih itu? Namun, seorang peneliti mengungkap bahwa batu nisan tersebut kemungkinan impor asal Gujarat, India. Mengapa demikian? Alasannya sederhana saja. Karena batu nisan marmer sudah banyak dijumpai di Gujarat India. Bahkan sangat familiar di pemakaman. Bisa dikatakan untuk mendatangkan batu nisan tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. Nah! Lantas apa dong tulisan di batu nisannya? Tulisan di batu nisan Maulana Malik Ibrahim adalah tulisan yang besar merupakan kalimat Basmallah. Dilanjut pada kalimat besar yang kedua adalah Syahadat tauhid. Dilanjut lagi dengan Ar-Rahman ayat 26-27, dapat di bawah tulisan Basmallah terdapat At-Taubah ayat 21 dan ayat 22 di bawahnya. Ada pun di bagian akhirnya merupakan ayat kursi. Sementara itu, di bawahnya lagi ada pula pujian doa untuk beliau. 3. Kaligrafi Makam Sunan Giri Kaligrafi Makam Sunan Giri, sumber Selain Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri pun memiliki kaligrafi pada batu nisan di makamnya. Sunan Giri merupakan salah satu Walisongo yang begitu berjasa dalam penyebaran agama islam di wilayah Jawa. Sunan Giri selain dikenal sebagai penyebar agama Islam juga dikenal sebagai pendiri keraton di wilayah Gresik. Beliau adalah warga asli Blambangan dan dilahirkan pada 1442. Karena memiliki banyak sekali julukan, sering kali banyak orang yang kebingungan. Namun, buat kamu yang kepengen mempelajarinya lebih dalam sepertinya wajib tahu siapa julukan beliau. Seperti halnya Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Beliau wafat dan dimakamkan di daerah Gresik, Jawa Timur. 4. Makam Sunan Gunung Jati Makam Sunan Gunung Jati, sumber Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok Walisongo yang satu ini? Sunan Gunung Jati merupakan salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam di Indonesia. Sunan gunung jati adalah salah satu Walisongo dengan makam bergaya unik. Mengapa? Kombinasi kaligrafinya perpaduan asal Jawa, Arab dan juga China. Bukan hanya itu saja, setiap arsitekturnya juga tersusun secara rapi seolah sudah menempati bagian-bagianya sendiri. Salah satu tulisan Jawa menempati bagian limasannya. Untuk bagian desain interiornya dipenuhi dengan kaligrafi China dan dilengkapi pula oleh porselen beserta keramik. Selain itu, hal yang tak kalah menakjubkan adalah benda-benda tersebut rupanya sangat unik dan terpampang di sepanjang jalan pemakaman beliau. Lantas dimana letak kaligrafi arabnya? Jelas saja kaligrafi Arab memenuhi ruang lingkup hiasan kaligrafinya yang menghiasi indahnya bangunan beserta dinding makam tersebut. Pastinya jika kamu menyaksikan ini sudah pasti akan kagum, deh! 5. Makam Ratu Nahrsiyah Samudra Pasai Makam Ratu Nahrsiyah Samudra Pasai, sumber Peninggalan lainnya yang bercorak Islam ada makam ratu Nasriyah. Siapa sangka jika makam yang satu ini dinobatkan sebagai salah satu makam terindah di wilayah Asia Tenggara? Makam ini berupa ukiran dan batu pualam yang bagus. Diungkapkan oleh seorang Prof Dr C Snouck Hurgronje, yang menyaksikan makam tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Nasriyah memiliki ukuran tinggi yang menyatu dengan jiratnya. Bukan hanya itu saja, seluruh bagian makamnya juga konon kabarnya terbuat dari batu pualam. Batu yang satu ini khusus didatangkan dari kawasan Gujarat, India. Bahkan bisa disaksikan sendiri pada gambarnya, bahwa seluruh bagian makam ini dipenuhi kaligrafi. “Inilah kubur yang bercahaya, yang suci, Ratu yang terhormat, almarhumah yang diampunkan dosanya, Nahrasiyah, putrid Sultan Zainal Abidin, putra Sultan Ahmad, putra Sultan Muhammad, putra Sultan Malukussaleh. Kepada mereka itu dicurahkan rahmat dan diampunkan dosanya, meninggal dunia dengan rahmat Allah pada hari Senin 17 Zulhijjah 832.” Di atas adalah makna dari ungkapan pada kaligrafi di makam Ratu Nashriyah. Adapun pada sisi makam yang lain terdapat kaligrafi yang tertera di dalam Al-Qur’an. Seperti halnya surat Al-Baqarah ayat 285 dan 298. Bukan hanya itu saja, terdapat pula surat Yasin serta Al-Imran atlyat 18 dan 19. Karena kekaguman Prof Dr C Snouck Hourgronje akan makam Ratu Nashriyah, sampai-sampai dituliskannya dan diterbitkan menjadi sebuah buku. Sekalipun sudah ada sejak sangat lama, hingga saat ini pun masih utuh. Bahkan tidak ada kerusakan dari makam batu pualam tersebut. Seolah sikap dan keindahan sang ratu terwakilkan oleh batu pualam indah. So? Itulah beberapa peninggalan Islam yang ada di Indonesia. Pada dasarnya ada banyak sekali peninggalan yang belum dibahas satu persatu. Terlebih jika membahas seputar peninggalan yang berkaitan setiap kerajaan. Pastinya akan sangat banyak. Meskipun begitu, sebagai generasi penerus bangsa kita memang patut mengetahuinya. Bahkan melestarikan pula agar generasi selanjutnya tidak asing dengan kisah-kisah kesultanan seperti ini. Selain daripada itu, hikayat-hikayat juga bisa dengan mudah dibaca saat ini. Dengan internet saja tentunya. Membaca hikayat juga salah satu bentuk mengabadikan dan melestarikan sejarah Islam di Indonesia. Buku Terkait Kerajaan Islam di Indonesia Nusantara Sejarah Islam di Jawa Tidak mudah mengkaji sejarah Islam, khususnya di Tanah Jawa, sebab terbatasnya data-data tentang kapan dan bagaimana Islam datang dan berkembang di Jawa. Narasi yang dipahami hingga saat ini bahwa Islam masuk ke Jawa dibawa oleh para pedagang muslim sekaligus pendakwah dan kemudian dikembangkan lebih kreatif oleh para wali, khususnya Walisongo. Tetapi, apakah narasi itu sudah cukup menjelaskan tentang sejarah Islam di Jawa? Para sejarahwan berbeda pendapat. Berbagai hasil riset mereka sudah dibukukan berdasarkan perspektif serta fokus kajian yang berbeda-beda sehingga menghadirkan kebergaman pemahaman. Banyaknya publikasi buku-buku sejarah Islam di Jawa, termasuk buku ini, tentu dapat memperkaya khazanah pemahaman kita tentang bagaimana Islam di Tanah Jawa. Namun, buku ini menjelaskan tiga hal pokok, yaitu awal mula kedatangan Islam, para penyebar Islam dan strategi penyebaran Islam di Tanah Jawa. Keunggulan buku ini adalah pada penjelasan kondisi sosial masyarakatJawa, asal-usul orang Jawa, serta keadaan Jawa pra-Hindu-Budha. Dengan demikian, kajian buku ini lebih komprehensif dari buku lainnya. Genealogi Kerajaan Islam Di Jawa Buku ini menyajikan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa dari masa Hindu-Buddha hingga peralihan ke masa Islam. Titik fokus yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana terjadinya transformasi politik dan religius dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha menuju kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Dengan gaya bahasa yang populer, buku ini bermaksud memberikan penjelasan ringan dan mudah dipahami tentang peralihan peradaban di Jawa pada masa lalu. Jejak Islam Dalam Kebudayaan Jawa Agama dan budaya adalah pengikat kuat bagi masyarakat agar selalu terhubungan dengan nilai luhur, dengan nilai sosial, dan dengan kehangatan masa lalu. Di saat perubahan terjadi secara cepat, agama, dan budaya menyediakan ruang untuk membangun kohesivitas sosial dan sarana untuk mencapai ketenangan rohani. Peran Islam dalam budaya Jawa tidak bisa diabaikan untuk pembangunan masyarakat dan kebudayaannya. Buku ini muncul sebagai upaya untuk melihat jejak Islam dalam kebudayaan Jawa. Islam di Jawa tumbuh berkembang dengan pesat dan menjadi satu anyaman yang kuat dan menguatkan dengan nilai sosial yang ada di masyarakat. Buku ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai eksistensi nilai Islam dalam kebudayaan Jawa dan bagaimana cipta, karsa, dan karya manusia Jawa dilihat kembali sebagai khazanah untuk menggali kearifan lokal, seraya tetap mendorong pembangunan manusia yang unggul dan berdaya saing, sehingga pembaca bisa menapaki kembali kekayaan khazanah nilai luhur agama dalam kebudayaan Jawa. Artikel Terkait Kerajaan Islam di Indonesia Nusantara ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien foto by Lokasi Jalan Pahlawan No. 24, Desa Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur 61114 Map Klik Disini HTM Gratis Buka/Tutup Telepon 031 3981990 Gresik. Sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini terkenal dengan industri semennya. Meski demikian, bukan berarti daerah yang berjuluk Kota Pudak tersebut tidak mempunyai ruang terbuka hijau dan tempat-tempat hiburan. Koleksi Surban di Musem, Foto Di sana sebetulnya banyak spot-spot semacam itu. Hanya saja belum diketahui oleh para wisatawan. Walau ada beberapa yang telah membagikannya di Youtube dan sosial media. Museum Sunan Giri, misalnya. Objek wisata pendidikan, budaya dan religi ini dapat dikunjungi bersama anak-anak untuk memberi pengetahuan pada mereka tentang peninggalan-peninggalan anggota Walisongo yang bernama asli Raden Paku tersebut. Apa saja isinya? Sejarah Museum Sunan Giri❤️ Gapura di Depan Lokasi Musem, foto Museum Sunan Giri diresmikan pada tanggal 9 Maret 2002, bersamaan dengan Hari Jadi Kota Semen. Tapi, baru difungsikan di tahun berikutnya, yakni 17 Maret 2003. Tujuan didirikannya bangunan ini adalah untuk menampung tinggalan arkeologi dan melindungi serta menjadi pusat informasi dan edukasi tentang sejarah purbakala di Kabupaten Gresik. Diberi nama demikian karena untuk menggambarkan tokoh pemuka agama yang karismatik modernis nan mampu membawa Kota Pudak sebagai kerajaan Islam dan pusat perdagangan, politik, sosial, budaya serta pendidikan agama melalui pesantren. Koleksi Gentong, foto Sunan sendiri berasal dari kata “Susuhunan”, yang berarti “yang dijunjung tinggi” atau “Suhun” yang artinya “dijunjung di atas kepala”. Sementara Giri adalah tempat dimana Sunan Giri alias Muhammad Ainul Yaqin berkuasa. Sebagai pusat pemerintahan di Kota Gresik pada kala itu, Giri ternyata cukup disegani oleh kerajaan-kerajaan lain di Indonesia. Bahkan internasional sepanjang era kesunanan dari tahun 1487-1605 M. Koleksi Museum Sunan Giri❤️ Museum Sunan Giri menyimpan beragam koleksi menarik, di antaranya Koleksi Rebana di Museum, foto Fragmen Sajadah Berasal dari Kompleks Makam Sunan Giri yang berada di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, benda ini menjadi koleksi unggulan di museum tersebut. Berdasarkan data foklor, sajadah berukuran 68 x 23 cm yang mempunyai warna dasar merah dengan motif tumbuhan ini dulunya dipergunakan Sang Sunan untuk menjalankan sholat. Keleksi Kaligrafi, Kaligrafi Sama dengan yang sebelumnya, kaligrafi dari kayu jati dengan dimensi 57 x 31 x 3 cm ini berasal dari Kompleks Makam Sunan Giri. Kaligrafi tersebut berisi peringatan berpulangnya Panji Arun Kusumawardhana, seorang tokoh pembesar di Kota Pudak, pada 1875 M. Naskah Ada beberapa naskah yang dapat dijumpai di museum ini, antara lain Al-Qur’an, Kitab Khutbah Jum’at dan babat yang menceritakan tentang Sindujoyo. Semuanya ditulis tangan pada kertas daluang dengan tinta Cina. Ruang Koleksi yang Ada di Dalam Museum, foto Surban Sunan Giri Menurut data foklor, surban yang dipindahkan dari Masjid Ainul Yaqin di Desa Giri itu dulu dipakai Sunan Giri ketika dakwah menyebarkan agama Islam. Ia dibuat dengan teknik tenun dan memakai bahan kain salami dari Persia. Bedug Salah satu koleksi unggulan di Museum Sunan Giri ini didapatkan dari Masjid Desa Pasucinan, Kecamatan Manyar. Berdasarkan foklor yang berkembang, ia merupakan peninggalan Sunan Gresik, Maulana Malik Ibrahim. Koleksi Alquran, foto Terbang atau Rebana Alat musik tradisional dari Timur Tengah ini sangat lekat dengan perkembangan agama Islam di Nusantara. Ia dimainkan sebagai pengiring syair atau lagu yang materinya bersumber pada ajaran Islam. Terbang atau Rebana di museum itu sendiri merupakan titipan dari Masjid Ainul Yaqin. Keris Kalam Munyeng Seperti koleksi-koleksi lainnya, keris ini juga diyakini merupakan milik Sunan Giri. Menurut foklor, benda itu konon dibuat dari kalam beliau dalam mengajarkan Agama Islam maupun baca tulis Al-Qur’an. Keris aslinya kini tersimpan di situs kubur Sunan Giri, sedangkan yang dipamerkan adalah replikanya. Gedung Lama Museum, foto Tombak Senjata yang telah berkembang dari jaman pra sejarah ini awalnya tersimpan di Masjid Ainul Yaqin. Menurut keterangan takmir, ia merupakan bagian dari persenjataan Dinasti Giri. Selain benda-benda di atas, terdapat beberapa koleksi lain yang wajib Anda lihat saat bertandang ke sana, seperti pelana kuda, umpak tiang bangunan, lumping uang kuno, genteng dan wuwung, guci, piring oval, patung Dwarapala kecil, lampu gantung serta koleksi foto. Lokasi Museum Sunan Giri❤️ Tiruan Masjid Sunan Giri, foto Museum Sunan Giri terletak di Jalan Pahlawan No. 24, Desa Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Hanya berjarak sekitar 900 meter dari pusat Kota Pudak. Pengunjung bisa mengakses lokasi dari Jalan Panglima Sudirman ke arah Jalan Pahlawan. Untuk memasuki museum, Anda tidak dikenai tarif apapun. Lumayan sekali, bukan? Padahal fasilitas di objek wisata itu termasuk lengkap, mulai dari area parkir, tempat penitipan barang, perpustakaan, ruang pameran tetap, toilet, sarana ibadah dan lain-lain. Sampai saat ini, Museum Sunan Giri terus berbenah dan memperbanyak koleksi yang baru berjumlah sekitar 50 buah dari periode klasik, awal perkembangan Agama Islam hingga kolonial. Sehingga, pengunjung dapat memanfaatkannya untuk lebih mengenal dan mempelajari benda-benda bersejarah di Kabupaten Gresik. Sunan Giri merupakan salah satu orang yang pernah berjasa di tanah Jawa dalam syiar agama Islam. Beliau memiliki nama lain seperti Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yaqin, Prabu Satmata, Raden Paku, dan Joko merupakan salah satu Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di daerah Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Of Content [ Close ]1. Biografi Sunan Giri2. Asal Usul Sunan Giri3. Sejarah Lengkap Sunan Giri4. Kisah Pertemuan Sunan Giri dengan Ayahnya5. Kisah Perjuangan Dakwah Sunan Giri6. Metode Dakwah Sunan Giri7. Peran Sunan Giri dalam Dakwah8. Jasa-Jasa Sunan Giri9. Karomah Sunan Giri10. Makam Sunan Giri11. Peninggalan Sunan GiriUntuk lebih jelasnya lagi, silahkan simak ulasan lengkap dari Sudut Nusantara berikut AsliRaden PakuNama LainPrabu Satmata, Raden Ainul Yaqin, Sultan Abdul Faqih, Joko SamudroNama AyahSyekh Maulana IshaqNama IbuDewi SekardaduTahun Lahir1443 MTahun Wafat1506 MTempat SyiarDesa Giridento, Gresik, Jawa TimurTempat MakamGiri, Kebomas, Gresik, Jawa TimurSunan Giri merupakan putra dari pasangan Maulana Ishaq dan Dewi masyarakat Sunan Giri juga masih keturunan Rasulullah SAW. Pendapat tersebut diambil berdasarkan dari riwayat pesantren-pesantren yang ada di Jawa Timur dan catatan nasab Sa’adah Balawi garis keturunannya tersebut, beliau sangat dikenal dalam berdakwah ajaran agama Islam di pulau Giri lahir pada tahun 1443 M dan wafat di tahun 1506 M. Selama hidupnya beliau melakukan syiar agama islam di wilayah Giri, Gresik, Jawa Timur. Setelah meninggal, beliau juga dimakamkan di daerah juga artikel mengenai penjelasan lengkap tentang Teks BiografiAsal Usul Sunan GiriSunan Giri terlahir dari seorang ibu yang bernama Dewi Sekardadu dan ayah yang bernama Maulana Ishaq. Maulana Ishaq merupakan salah satu tokoh mubaligh Islam yang berasal dari wilayah Asia awalnya ayah dari Sunan Giri yaitu Syekh Maulana Ishaq memiliki sebuah ketertarikan untuk berdakwah di daerah Jawa Timur. Kemudian disana ia bertemu Sunan Ampel yang masih memiliki hubungan darah Ampel kemudian memberikan saran kepada Syekh Maulana Ishaq untuk berdakwah di daerah Blambangan, Syekh Maulana Ishaq sampai di daerah Blambangan, ternyata masyarakat di daerah tersebut sedang terkena wabah penyakit yang tidak kunjung dan wabah tersebut ternyata juga dirasakan oleh putri raja. Kemudian sang raja yang berkuasa di daerah tersebut membuat sebuah sayembara, dimana jika seorang pria bisa menyembuhkan putrinya maka akan dinikahkan dengannya. Namun jika perempuan, maka akan diangkat sebagai anak dan keluarga sang raja memerintahkan prajuritnya untuk mencari orang yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Para prajurit tersebut kemudian bertemu dengan Resi Kandayana seorang pertapa sakti, kemudian ia memberitahu kepada prajurit raja mengenai informasi keahlian yang dimiliki oleh Maulana raja kemudian bertemu dengan Syekh Maulana Ishaq, beliau mau menyembuhkan wabah penyakit sang putri yang bernama Dewi Sekardadu namun dengan syarat semua anggota keluarga harus mau memeluk ajaran agama Maulana Ishaq berhasil mengobati penyakit sang putri, akhirnya beliau dinikahkan dengan putri Dewi Sekardadu dan semua anggota keluarga harus berpindah kepercayaan ke agama sang raja menolak untuk memeluk agama Islam dan merasa iri hati dengan keberhasilan Syekh Maulana Syekh Maulana Ishaq tetap dinikahkan dengan Dewi Sekardadu, namun raja masih membencinya dan memerintahkan pasukannya untuk membunuh Maulana begitu beliau merasa tidak nyaman di Blambangan lalu memilih untuk kembali ke Pasai, kembali ke Aceh, ternyata sang istri Dewi Sekardadu sedang mengandung bayi tersebut lahir, raja Blambangan memerintahkan untuk membunuh bayi itu dan menghanyutkannya ke selat terebut kemudian terkatung-katung di samudra yang luas, akhirnya bayi tersebut ditemukan oleh kapal saudagar kaya dari Gresik yakni Nyai Ageng Ageng Pinatih kemudian memungut dan mengangkat bayi tersebut menjadi anaknya dan diberi nama Joko Lengkap Sunan GiriSunan Giri memiliki nama julukan atau nama lain yang cukup banyak. Nama tersebut bukan sembarang nama, karena julukan atau nama-nama lain dari Sunan Giri sesuai dengan kejadian yang terjadi di dalam nama tersebut yaitu Raden Paku, Jaka Samudra, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, dan Muhammad Ainul jalur keturunan ayahnya, beliau masuh keturunan Rasulullah Muhammad SAW merupakan seorang putra dari ibunya yang berama Dewi Sekardadu yang merupakan putri dari Prabu Menak Sembuyu Raja Blambangan, dan seorang ayah bernama Maulana Ishaq bin Maulana Akbar yang merupakan seorang mubaligh ternama dari Asia beliau berumur belasan tahun, beliau diasuh oleh seorang kaya raya dari Gresik yang kemudian menjadi ibu angkatnya yaitu Nyai Ageng kemudian disekolahkan di sebuah pesantren yang didirikan oleh Sunan Ampel Raden Ahmad. Beliau belajar di pesantren tersebut selama 7 tahun dan lulus dengan gelar Ainul Giri kemudian mendirikan sebuah pesantren di daerah perbukitan Sidomukti, Gresik pada tahun 1481 M. Pesantren tersebut berhasil berkembang dengan pesat hingga menjadi sebuah kerajaan bernama Kerajaan Giri kewibawaan dan kecerdasan yang dimilikinya, beliau kemudian diangkat menjadi Ahlul Halli Wal Aqdi yang merupakan seorang penentu kebijakan pemerintah untuk menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa oleh Sultan Demak Bintaro pada tahun 1485 peristiwa tersebut, kemudian Raden Paku atau Sunan Giri diangkat oleh Raden Fatah yeng merupakan Sultan Demak 1 menjadi Raja Giri Kedaton pada tahun 9 Maret 1487. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai hari jadi atau hari lahirnya Kota ilmu agama, Muhammad Ainul Yaqin atau Sunan Giri sangat terkenal dengan ilmu pengetahuannya yang sangat luas, terutama dalam bidang ilmu fiqih, oleh karena itu beliau juga diberi julukan Sultan Abdul itu, beliau juga berperan dalam menghasilkan berbagai karya seni, seperti tembang ilir-ilir, cublak-cublak suweng, asmarandhana, dan tembang tersebut bernuansa dan berbahasa Jawa, namun isi atau lirik didalamnya mengandung pesan dan ajaran Waliyullah yang juga termasuk ke dalam jajaran Walisongon, beliau tidak hanya menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa saja, namun juga ke beberapa daerah di luar sebuah riwayat dimana beliau juga berdakwah sekaligus berdagang di wilayah Kalimantan Barat, tepatnya yaitu di kota Banjarmasin pada tahun 1462 M. Bahkan disana beliau tidak hanya menjual barang dagangan saja, namun bahkan membagikan dagangan tersebut secara gratis pada kaum dhuafa, orang-orang yang membutuhkan, dan fakir saat beliau pulang menuju kembali ke Kota Gresik dengan menggunakan kapal, beliau mengisi kapal tersebut dengan bebatuan dan kerikil dengan tujuan agar kapal tersebut tidak oleng atau terombang-ambing saat dengan kuasa Allah, bebatuan dan kerikil tersebut kemudian berubah menjadi barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat sebuah riwayat, beliau pernah melangsungkan pernikahan 2 kali. Dimana pada saat pagi hari beliau menikahi seorang gadis bernama Dewi Murthosiyah yang merupakan seorang putri dari Sunan Ampel. Lalu pada sore harinya, Sunan Giri menikah lagi dengan seorang wanita bernama Dewi Wardah yang merupakan putri dari Ki Ageng Bungkul Sunan Bungkul.Baca juga tentang apa itu Teks Cerita SejarahKisah Pertemuan Sunan Giri dengan AyahnyaNama asli Sunan Giri adalah Raden Paku. Selain Raden Paku, beliau juga dikenal dengan beberapa lain, salah satunya yaitu Joko Samudra, nama tersebut diberikan oleh seorang saudagar bernama Nyai Ageng Pinatih yang menemukannya dan mengangkatnya menjadi seorang kemudian tumbuh besar di sebuah Pesantren milik Sunan Ampel, beliau sangatlah cerdas dan terlihat paling mencolok dari santri lain. Oleh karena itu Sunan Ampel kemudian membernya nama Maulana Ainul Yaqin. Pada saat itu, Sunan Ampel juga telah mengetahui bahwa Sunan Giri merupakan putra kandung dari Maulana kurang lebih 7 tahun beliau berlajar di pesantren Sunan Ampel, Sunan Ampel mengutusnya beserta putranya sendiri yang bernama Makhdum Ibrahim Sunan Bonang untuk menuntut ilmu ke Mekkah. Namun sebelum mereka pergi ke Mekkah mereka harus terlebih dahulu singgah di Pesai, Aceh untuk bertemu dengan Syekh Maulana tersebut Sunan Ampel lakukan untuk mempertemukan Sunan Giri dengan ayahnya. Pada akhirnya mereka bertemu dan memutuskan untuk menimba ilmu bersama ayahnya Syekh Maulana Ishaq selama 7 7 tahun menuntut ilmu di Pesai, kemudian mereka berdua kembali ke pulau Jawa. Namun sebelum mereka pergi, Syekh Maulana Ishaq mebekali Sunan Giri dengan segenggam Maulana Ishaq kemudian memberikan amanat kepada Maulana Ainul Yaqin untuk mendirikan sebuah pesantren di tempat yang warna dan bau tanahnya sama dengan tanah yang diberikannya Sunan Giri bertagakur kepada Allah selama 40 hari dan memohon untuk diberikan petunjuk, akhirnya Raden Paku atau Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di wilayah Sidomukti, pesantren tersebut berada di wilayah perbukitan namun banyak santri dari berbagai daerah yang menuntut ilmu di pesantren Perjuangan Dakwah Sunan GiriPuncak perjuangan dakwah Sunan Giri yaitu saat beliau berhasil mendirikan sebuah pesantren yang diamanahkan oleh tersebut dibangun di perbukitan Desa Sidomukti, Gresik, Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu, pesantren tersebut semakin dikenal di Pulau Jawa bahkan di seluruh nusantara. Baru 3 bulan saja pesantren ini sudah memiliki banyak santri yang ingin menimba ilmu bersama Sunan banyaknya santri yang menuntut ilmu agama Islam di pesantren tersebut, membuat pesantren itu semakin terkenal. Hal tersebut yang membuat perjuangan dakwah beliau di Pulau Jawa semakin juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Pulau Jawa bahkan di luar Pulau Giri selanjutnya juga mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Giri Kedaton, dimana kerajaan ini mampu bertahan selama 200 beliau meninggal, kedudukannya kemudian digantikan oleh beberapa keturunannya. Diantaranya yaitu Sunan Dalem, Sunan Giri Prapen, Sunan Sedo Margi, Sunan Kawis Guwa, Panembahan Ageng Giri, dan Panembahan Mas Witana Sideng dilanjutkan kembali oleh Pangeran Sidonegoro bukan keturunan Sunan Giri, dan dilanjutkan lagi oleh Pangeran masa kepemimpinan Pangeran Singosari, terjadi sebuah serangan dari Sunan Amangkurat II yang ingin merebut kerajaan tersebut. Pangeran Singosari dari pasukannya berjuang keras demi mempertahankan Kerajaan yang dibuat oleh Sunan saat itu, beliau kemudian dibantu oleh Kapten Jonker dan juga VOC. Pada akhirnya Pangeran Singosari berhasil mempertahankan Kerajaan Sunan Giri setelah Pangeran Singosari meninggal pada tahun 1679 M, kemudian kerajaan Giri Kedaton tersebut ikut begitu, nama Raden Paku atau Sunan Giri masih tetap dikenang hingga saat ini, karena beliau merupakan seseorang yang sangat Dakwah Sunan GiriPusat kegiatan dakwah Sunan Giri berada di Kerajaan Giri Kedaton yang beliau dirikan, sehingga di wilayah kerajaan tersebut mayoritas penduduknya memeluk ajaran agama satu metode efektif untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia adalah dengan mendirikan pondok pesantren. Metode tersebut juga dipergunakan oleh Sunan Giri, beliau mendirikan sebuah pesantren untuk memberikan pendidikan agama melakukan dakwahnya, beliau menciptakan beberapa lagu atau tembang untuk anak-anak. Lagu tersebut dibuatnya dengan tujuan agar anak-anak atau santri yang ada di pesantren tersebut lebih mudah untuk menyerap ilmu ajaran agama lagu yang beliau ciptakan yaitu Lir-ilir dan Dolanan Bocah, lirik lagu tersebut berisi tentang berbagai nilai-nilai atau pesan yang diambil dari ajaran Islam. Bahkan lagu tersebut juga masih banyak dinyanyikan hingga saat melalui lagu, beliau juga menciptakan berbagai permainan seperti Jelungan atau Jitungan yang hingga saat ini masih banyak dimainkan oleh masyarakat Jawa tersebut diciptakan dengan tujuan untuk mengajarkan seseorang untuk bisa selamat dalam hidup di dunia dan di akhirat. Caranya yaitu dengan berpegang teguh terhadap ajaran agama Sunan Giri dalam DakwahDalam perjuangan dakwahnya, Sunan Giri memiliki berbagai peran penting dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Berikut ini beberapa peran besar beliau dalam berdakwah di Pulau Peran di Blambangan, Jawa TimurSetelah Raden Paku atau Sunan Giri melaksanakan ibadah haji di Mekah, beliau kemudian diberi amanat oleh Sunan Ampel untuk melakukan dakwah di daerah Blambangan, Jawa Jawa Timur merupakan tempat kelahiran ibu kandungnya dan daerah yang dipimpin oleh kakeknya yaitu Prabu Minak Sembuyu yang dulu pernah membuang Sunan Giri ke begitu, saat Sunan Giri datang ke daerah tersebut, Prabu Minak Sembuyu sangat senang. Bahkan ia juga mengizinkan Sunan Giri untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam di daerah agama Islam di daerah tersebut berkembang dengan pesat, dan pada akhirnya agama Hindu dan Buddha mulai tersisih dari daerah tersebut dan bergeser ke Pulau Bali yang sampai saat ini masih Peran di Kota Gresik, Jawa TimurPada suatu ketika Sunan Ampel juga pernah menugaskan Sunan Giri untuk mendatangi ibu angkatnya yaitu Nyai Ageng Pinatih di Kota Gresik. Namun maksud dari Sunan Ampel bukanlah itu saja, dimana Sunan Giri juga ditugaskan untuk membantu kegiatan berdagang ibunya tersebut sembari Giri tentu selalu melakukan dakwah ajaran Islam pada saat sedang membantu ibunya berdagang. Pernah pada suatu ketika keajaiban terjadi, dimana karung yang tadinya berisi pasir dan batu berubah menjadi berisi emas, damar, rotan, dan berbagai benda yang dibutuhkan saat itu, Sunan Giri juga berhasil mengubah ibu angkatnya yang semula tidak pernah bersedekah menjadi orang yang sangat suka berzakat dan tersebut kemudian menjadikan Kota Gresik mengalami perkembangan yang sangat pesat terkait agama Membuat Sebuah PesantrenSetelah menikah, beliau tetap melaksanakan kegiatan dakwah dan tetap membantu ibunya untuk berdagang yang membuat beliau semakin dikenal secara begitu banyak orang-orang berdatangan untuk belajar ilmu agama Islam dengan bisa fokus untuk berdakwah dan mengajarkan agama Islam dengan sempurna, beliau kemudian meminta izin kepada ibunya untuk berhenti dari dunia setelah mendapatkan izin dari ibu angkatnya, Sunan Giri kemudian pergi ke sebuah goa yang ada di Desa Kembangan, Kota Gresik untuk melakukan tafakur selama 40 hari 40 malam. Selepas itu beliau kemudian teringan dengan segenggam tanah yang pernah diberikan ayahnya untuk mendirikan sebuah pesantren di tanah tersebut yang kemudian mendasari pendirian pesantren yang dibantu oleh masyarakat sekitar dan ibu Peresmian Masjid DemakSaat peresmian Masjid Demak yang diresmikan oleh Sunan Kalijaga mempersembahkan sebuah pertunjukan wayang, ternyata Sunan Giri ikut berperan dalam peristiwa besar awalnya pertunjukan wayang yang ingin dipersembahkan merupakan wayang rupa seperti wajah manusia atau yang disebut juga dengan wayang hal tersebut ditentang oleh Sunan Giri karena kurang sesuai dengan ajaran Islam. Pada akhirnya Sunan Kalijaga berpikir dan mengganti hal tersebut dengan menggunakan bentuk wayang karikatur, yang saat ini dikenal dengan wayang Masjid Demak dibuka untuk umum secara gratis. Namun sebagai gantinya, persyaratan untuk bisa melihat pertunjukan tersebut adalah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama tersebut membuat banyak orang yang masuk ke agama Sunan GiriJasa terbesar dari Sunan Giri yaitu dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Nusantara khususnya di tanah itu beliau juga pernah menjadi hakim dalam perkara Syekh Siti Jenar yang merupakan seorang wali yang dianggap murtad karena meremehkan syariat Islam yang telah disebarkan oleh para wali dan juga menyebarkan faham adanya kejadian tersebut, Sunan Giri kemudian mengambil tindakan untuk menghambat tersebarnya aliran yang bertentangan dengan faham Ahlusunnah Wal Jama’ dan pendirian Sunan Giri dalam menyiarkan syariat Islam membawa dampak positif bagi generasi Islam selanjutnya. Beliau terus berpegang dengan syariat Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad tanpa mencampurinya dengan adat di bidang dakwah agama secara langsung, Sunan Giri juga sangat berjasa dalam bidang kesenian dengan membuat lagu Pucung dan setiap tembang yang beliau ciptakan mengandung unsur-unsur dan ajaran agama Islam didalamnya. Sehingga anak-anak bisa dengan mudah mempelajari ajaran itu, beliau juga menciptakan berbagai permainan anak yang juga mengandung nilai-nilai Islam di setiap liriknya, yaitu Jithungan, Jamuran, Delikan, dan Cublak-Cublak Sunan GiriSebagai seorang wali, Sunan Giri memiliki berbagai karomah ayng sangat luar biasa. Berikut ini beberapa karomah Sunan Mengubah Batu dan Kerikil Menjadi Barang BerhargaPernah suatu saat, Sunan Giri membantu ibunya untuk berdagang hingga ke Kalimantan beserta beberapa orang di Kalimantan, Sunan Giri menjual barang dagangan tersebut tidak secara kontan, melainkan boleh dicicil oleh pembelinya tanpa bunga sedikitpun. Bahkan sebagian dari barang dagangan tersebut juga dibagikan kepada orang yang membutuhkan, fakir miskin, dan hal yang dilakukan oleh Sunan Giri, Abu Hurairah yang merupakan orang kepercayaan dari ibu angkat Sunan Giri yaitu Nyai Ageng Pinatih memprotesnya. Menurutnya jika hal tersebut terus dilakukan maka saat pulang tidak akan membawa keuntungan bahkan dengan tangan tersebut benar adanya, setelah 10 hari di Kalimantan akhirnya rombongan tersebut pulang ke Jawa. Dimana orang-orang yang mencicil barang dagangan tersebut belum sempat membayarnya hingga demikian maka kapal yang dipimpin oleh Abu Hurairah itu pulang ke tanah Jawa tanpa membawa keuntungan sedikitpun. Mereka juga tidak bisa membawa barang lain dari Kalimantan karena tidak ada modal untuk Hurairah juga menuturkan jika kapal berlayar tanpa muatan barang maka bisa membahayakan proses pelayaran. Karena tanpa adanya muatan akan membuat kapal tersebut terombang-ambing oleh angin dan ombak di laut alasan tersebut kemudian Sunan Giri memerintahkan anggota kapal untuk mengisi karung-karung dengan bebatuan dan pasir agar kapal memiliki di tanah Jawa tepatnya di Kota Gresik, Abu Hurairah langsung menyampaikan kejadian yang terjadi di Kalimantan kepada Nyai Ageng Pinatih. Dengan begitu otomatis SUnan Giri mendapatkan marah besar dari ibu angkatnya Sunan Giri tetap tenang dan meminta ibu angkatnya dan Abu Hurairah untuk memeriksa kapal yang digunakan untuk berlayar ke Kalimantan terkejutnya Abu Hurairah dan Nyai Ageng Pinatih setelah mengecek dan melihat apa yang terdapat pada kapal kapal yang sebelumnya berupa batu dan pasir kemudian berubah menjadi barang dagangan dari Kalimantan, seperti rotan dan kejadian tersebut, Nyai Ageng Pinatih semakin sadar bahwa anak angkatnya tersebut bukan orang sembarangan dan memiliki karomah yang luar biasa dari Allah. Ia kemudian semakin tertarik untuk belajar ilmu agama Adu Kesaktian dengan Begawan Minto SemeruKisah para wali yang ditantang adu kesaktian hampir terjadi di semua Walisongo. Salah satunya yaitu Sunan kudus yang ditantang oleh Ki Ageng Kedu dan Sunan Bonang yang ditantang oleh Brahmana dari Giri juga mengalami hal yang sama, dimana beliau ditantang adu kesaktian oleh tokoh Hindu yang cukup terkenal pada masa itu yakni Begawan Mintu Mintu Semeru memiliki sebuah padepokan di lereng gunung Lawu, Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur. Ia memiliki kesaktian yang cukup tinggi, dengan adanya Sunan Giru yang berdakwah ajaran agama Islam membuat Begawan Mintu Semeru naik pitam dan menantang Sunan Giri untuk beradu kemudian datang ke Gresik untuk mencari dan menantang Sunan Giri. Pada akhirnya Sunan Giri menerima tantangan dari Begawan Mintu adu kesaktian tersebut terjadi 4 pertarungan, diantaranya yaituAdu kesaktian jubah dan ikat kepalaMenumpuk ribuan butir telurTempayang melayang di udaraMerubah angsa menjadi singaDari semua itu, Sunan Giri berhasil memenangkannya dan Begawan Minto Semeru mengakui kekalahannya akhirnya Begawan Minto Semeru menjadi santri di pesantren Sunan Giri. Setelah beberapa bulan belajar di pesantren tersebut, Begawan Minto Semeru memutuskan untuk kembali ke padepokannya itu dan mengajak murid-muridnya untuk memeluk agama Sunan GiriSunan Giri meninggal pada usia 63 tahun, beliau meninggal di malam Jumat tanggal 24 Rabiul Awal 913 Hijriah 1506 Masehi / 1428 Saka. Sehingga pada hari Jumat terakhir di bulan Rabiul Awal di setiap tahunnya diperingati oleh umat muslim di Kota Gresik dan sekitarnya dengan melakukan Haul Sunan Giri dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Untuk menuju ke makam Sunan Giri tidaklah sulit, karena letaknya berada di perbatasan Kota Gresik dan menuju ke makam tersebut hanya berjarak sekitar 2 km ke arah selatan dari pusat Kota Gresik. Komplek makam tersebut tepatnya berada di Puncak Bukit makam Sunan Giri juga hanya berjarak sekitar 10 menit perjalanan dari makam Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim.Sebelum memasuki makam Sunan Giri, akan diawali dengan sebuah pintu gapura dengan bentuknya yang menyerupai candi Bentar. Dimana terdapat 2 patung kepala naga sebagai simbol tanggal wafat pelataran makam Sunan Giri juga terdapat cukup banyak makam. Makam-makam tersebut diantaranya merupakan makam Bupati, tokoh, atau pemimpin wilayah Gresik zaman Sunan GiriSepeninggal beliau, Sunan Giri meninggalkan beberapa peninggalan yang masih terjaga hingga kini. Berikut ini beberapa peninggalan dari Sunan MasjidPeninggalan Sunan Giri yang pertama yaitu sebuah masjid. Masjid tersebut lokasinya berada di sebelah makam beliau. Masjid asli peninggalan beliau yaitu bangunan yang berada di bagian tersebut memiliki gaya arsitektur yang cukup unik, karena mengkombinasikan antara gaya arsitektur Islam, Jawa, dan Giri KedatonSalah satu peninggalan Sunan Giri yang paling terkenal yaitu Giri Kedaton. Giri sendiri memiliki arti bukit, dan kedaton berarti Kedaton tersebut dahulu digunakan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Giri yang dipimpin oleh Sunan Giri, Giri Kedaton tersebut juga merupakan sebuah pondok sejarah, kerajaan Giri tersebut mampu bertahan sekitar 200 tahun dan telah melewati beberapa Giri Kedaton sangatlah strategis, dimana Giri Kedaton terletak di tempat paling tinggi di Gresik yaitu di Desa MuseumSemua peninggalan beliau juga tersimpan rapi di sebuah Museum Sunan Giri. Museum tersebut terletak di area terminal bus Maulana Malik Ibrahim yang juga tidak jauh dari alun-alun dalam museum tersebut bisa ditemukan berbagai benda peninggalan dari Sunan Telogo PegatPeninggalan Sunan Giri yang terakhir yaitu Telogo Pegat. Telaga ini memiliki bentuk yang sangat besar seperti Pegat ini terdapat di kawasan Giri, Kebomas, Gresik. Menurut warga setempat, telaga ini tidak pernah surut meskipun sedang terjadi kemarau artikel lengkap mengenai Sunan Giri, semoga bisa menambah wawasan dan keimanan kalian dalam beragama.

kaligrafi makam sunan giri